Thursday, October 6, 2011

ashabiyah dan free rider

Mencintai diri sendiri, kelompok, dan membanggakan segala sesuatu yg ada kaitannya dengan diri sendiri sepertinya sudah memang tabiat dasar manusia. Sebut saja ketika kau melihat foto banyak orang dimana kau menjadi salah satu diantaranya. Siapa yg akan pertama kali kau lihat? Dirimu sendiri, bukan. Dan sertamerta kau akan mengatakan foto itu bagus ketika tangkapan bayanganmu disana terlihat menarik.

Begitu cintanya kita pada diri sendiri, termasuk segala sesuatu yg menyangkut diri. Katakanlah, kelompok. Dan kadang kau tiba2 akan merasakan kecintaan berlebihan kepada kelompokmu itu tatkala dihadapkan dengan kelompok lain. Tiba2 kau merasa harga diri kelompok menjadi sesuatu banget yg perlu kau taruh di atas kepala. Bolehlah kita mencontohkan diri kita sendiri sebagai orang indonesia yg begitu sensitif jika berhubungan dg negara tetangga. Kau akan cepat sekali merasa seolah harga dirimu diinjak2 ketika mereka menyentil sedikit saja tentang negaramu. Atau pendukung klub persebaya 'bonek' yg begitu loyal melakukan apa saja untuk kelompoknya terlebih ketika ada orang lain yg mengusiknya sedikit saja.

Ah, hari ini saya kembali terjebak dalam suasana itu. Aroma kotak2 yg begitu tercium dalam sebuah kelas gabungan. Persaingan dingin, dimana dalam beberapa hal memang kelas saya lebih banyak mencuri perhatian dosen.

"kelas * anaknya baik2 ya, gak kayak kelas kita yg gila2. Haha" kawan saya mengucapkannya disela2 makan siang kami yg tentu makna bawaan yg sebenarnya ingin ia ungkapkan adalah betapa bangganya ia akan kelasnya. Dan kawan2 saya menimpali dg kalimat2 yg semakna. Jyah, saya nyengir aneh.

Ah, ketika kau berada pada sebuah komunitas yang, katakanlah keren., bukankah belum tentu kau juga keren. Lantas, kenapa kau begitu bangga berada disana? Bisa jadi kau hanya penumpang gelap di gerbongnya.. Ya.. free rider..

#catatan kacau 6 okt 2011

35 comments:

  1. mbake berarti tersesat di kerumunan tuh? saya keknya pernah tersesat kayak gitu juga... terus ciao minggat ngilang deh sayanya

    ReplyDelete
  2. Bukan tersesat di kerumunan..
    Emang itu kelas saya... -,-'

    beberapa hari ini digabung dg kelas lain.

    ReplyDelete
  3. berarti mbake pada 'gila'ne ngono? hohoho

    ReplyDelete
  4. Beu.. Kan udah saya bilang di paragraf terakhir.. Bisa jd hanya free rider.. Lantas bwt apa bangga berlebihan..

    ReplyDelete
  5. nggih mbak... makane kan saya menyimpulkan mbak tersesat gitu...
    ni tapi jangan-jangan ada latar belakang sepertinya mbak lebih cocok di kerumunan yang lain yo?

    ReplyDelete
  6. He?
    Intinya, saya senang punya teman2 luar biasa di kelas..

    Cuma, saya ga suka jika kebanggaan itu jadi berlebihan..
    Bayangin aja nuansa kelas gabungan. Apalagi digabung selama seminggu dr pagi ampe sore. Aroma persaingan, sedikita atw byk, pasti ada.

    ReplyDelete
  7. kalau prajab kemaren sih sense of belonginglah boleh dibilang

    ReplyDelete
  8. biasanya aku kalah n diam jadinya, brsama dgn yg suka mbangga2kn.

    ReplyDelete
  9. Anas : yeah.. Bolehlah kalo itu.

    Ziy : iya, akhirnya hanya itu yg bisa dilakukan. Campuraduk antara bangga dan risih.

    ReplyDelete
  10. tranparamole.multiply.com/links/item/331/hizbiyah_hikmah_awan?&item_id=331&view:replies=reverse

    ReplyDelete
  11. lho... koq digabung... bukannya kelas dan pengajarnya cukup?

    ReplyDelete
  12. Linknya ga bisa d klik dr hape..


    Jadwal KUP 6 hari berturut2, sementara STAN tidak merelakan pengajar yg dicintainya (haiyah) meninggalkan mahasiswa disana berturut2 selama sepekan.
    Kami, kelas gabung, belajar KUP 12jamlat sehari lo..
    Super kan, pak..
    Wkwk

    ReplyDelete
  13. ooo... begitu ceritanya....

    semoga sukese... sayang kita nggak ketemu..... *halah

    ReplyDelete
  14. Yup..
    Amiin.

    Alhamdulillah, pak, gak ketemu..
    Haha

    ReplyDelete
  15. Hehe, emang kacau kan..
    Yg kacau yang meracau *Lah!

    ReplyDelete
  16. berarti : wah kelas saya jelek nih, mesti gara2 saia. dasaar...

    without one piece, it would not be a puzzle.

    ReplyDelete
  17. hmm, dari dulu ampe sekarang selalu ada ya kotak2 itu, dan nyatanya kelompok manapun itu pasti pernah melakukannya. bener kata ute, emang tabiat dasar manusia...

    ReplyDelete
  18. Dirga : yaa, tentu. Tiap keping puzzle punya peran masing2.. Sekecil apapun.

    Ifa : heeh, fa.. Agak ga suka sebenarnya..

    ReplyDelete
  19. hehehe, manis kisahnya bu, tapi takapa lebih bersyukur masih punya komunitas lha daripad saendirian

    ReplyDelete
  20. Eh, manis dibagian mananya ya.. -,-a

    iya, kalo dimuarakan ke syukur... Saya tak bisa komen..

    ReplyDelete
  21. ya kisahnya, hehehe, yah kan sudut pandang lain setiap pembaca berbeda

    ReplyDelete
  22. yeaaa, kata bapak2 penilai pbb yang tadi pagi ngasih arahan pas apel sih, duaduanya...
    #sungguh2 ngedengerin

    ReplyDelete
  23. baiklaaah
    saya sih seneng2 aja. haha

    ReplyDelete
  24. yeaaa, kata bapak2 penilai pbb yang tadi pagi ngasih arahan pas apel sih, duaduanya...
    #sungguh2 ndengerin

    ReplyDelete

  25. kasihtau nggak yaaaa.... haha...
    tenang tenang... sebagai tetangga yang baik, saya bisa memastikan bumil ternutrisi dengan baik. keliatan dari banyaknya makanan berseliweran dimana-mana... :D

    ReplyDelete
  26. wah kerenz bsa mndengarkn bpakny dg jelas dn jernih. :) :) thumbs jd alsan syukur dn sabarny pd ap d kelasny? :) :) :)

    ReplyDelete
  27. ya iyalah, saya di depan...

    haruskah sabar dan syukur diberi 'nama'?
    #mlipir
    cukup menjadi rahasia saya dan Yang Menguasai hati
    #halah, berkilah lagi

    ReplyDelete
  28. wew jwaban yg mnjwab tp tk mmberi penjelasan tp smoga ad pmblajran... :) :)

    ReplyDelete
  29. maaf saudara, rencana anda mengorek keterangan dari saya gagal... :D
    otak skeptis saya terlanjur mengira2 apa maksud dibalik pertanyaaannya... :)

    ReplyDelete
  30. wah bisa baca otak orang lain ya (walau skeptis apalagi klo normal yaks hihi :) :). calon pemeriksa neh kayanya....

    ReplyDelete
  31. apa sih arti skeptis????membantu menerjemahkan arti skeptis dalam KBBI:
    1. kurang percaya; ragu-ragu (thd keberhasilan ajaran dsb): penderitaan dan pengalaman menjadikan orang bersifat sinis dan --
    ternyata skeptis itu serem juga ya klo liat definisi tersebut.... :peace

    ReplyDelete
  32. saya mau jadi programer aja (aja?)

    skeptis, sederhananya, selalu mempertanyakan sesuatu dibalik pernyataan. yaa... kek gak gampang percaya gitu. jadi kalo orang bilang A, dia menebak2 bahwa maksud dibaliknya sebenarnya B atau C...
    bukan su'uzhan juga... mungkin benar karena 'penderitaan dan pengalamannya' di masa lalu membuatnya jadi curigaan mulu..
    cocok sebenarnya jadi pemeriksa, *halah

    ReplyDelete