Thursday, February 23, 2012

Besok hari Jumat

Ada sedikit rasa bersalah ketika melongok tab inbox multiply, lantas mengklik my site, lantas tak menemukan tulisan baru disana. Kali ini, untuk menebus rasa bersalah itu, saya paksa diri untuk memencet2 keypad, seadanya. :D

Besok adalah hari jum'at, hari yg, jika dalam hitungan pekan, ialah yg terutama. Juga hari dimana sorenya adl waktu membahagiakan utk sebagian besar pekerja, karena esoknya mereka libur. Maka kemudian populerlah istilah TGIF, thank God it's friday.

Saya juga pekerja. Tapi berbeda2 dg pekerja2 lain, jam kerja saya di hari jumat lebih panjang. Kenapa? Karena posisi saya sbg sekretaris. Masih bingung? Ok, saya mulai dari awal.

Terhitung sejak sekitar 3 bulan lalu, saya dirotasi, dari pelaksana teknis menjadi sekretaris. Pekerjaan sekretaris, waktu itu dalam pikiran saya, bukan gw banget lah. Menatausahakan surat keluarmasuk, membuat surat, mengetik cepat, merapikan berkas, mengatur jadwal atasan, fotokopi, mencetak, mengangkat telpon, menerima tamu atasan, mengecek kerapian ruangan atasan, memastikan atasan sdh makan, dan segala kerjaan klerikal lain yg sop nya sudah diatur. Wew, teratur, itu sulit sekali saya lakukan. Tapi seiring berjalannya waktu, pelan2, saya mulai bisa menyesuaikan diri dg pekerjaan tsb, meski masih sering salah. :p

Pekerjaan 'melayani atasan' inilah yg memaksa seorang sekretaris tidak bisa pulang teng go. Demikian juga saya. Tetapi karena saya punya partner, seorang laki2 yg lebih memungkinkan pulang malam, maka saya seringnya masih bisa pulang cepat, kecuali hari jumat. Karena di jum'at, partner saya tsb mudik ke bandung, jadi saya yg bertugas standby di sekretariat.

#beneran cerita gak mutu nih

Thursday, February 9, 2012

Mereka, yang Disana

Tatapan matanya lurus ke depan, tapi kosong. Tangannya dimajukan sedikit ke depan, menadah. Begitu saja terus tiap pagi aku melihatnya. Masih di tempat yang sama, tangga jembatan penyeberangan itu. Tiap kali aku melewatinya, aku tak berani menatapnya terang-terangan, hanya berani menangkap default posisinya itu dari sudut mataku.
Otak visualku seketika membayangkan, pagi buta nenek itu didrop dianter oleh seorang (atau sekumpulan orang) yang bisa jadi keluarganya, yang bisa jadi bukan, ke tempat mangkalnya itu. Kemudian sorenya 'diambil' lagi. Aaaah, ini mengerikan sekali. Kenapa nenek2 tua ini dijadikan objek untuk mendapatkan penghasilan...
Di depannya, terletak sebuah bekas gelas minum yang terisi beberapa keping logam. Ada juga yang rupanya baik hati mengeluarkan recehnya. Tentang memberi ini, ia adalah pilihan. Memberi adalah keputusan baik. Tidak memberi pun bisa jadi keputusan baik. Maing-masing punya alasan  dan kita tak bisa menghakiminya..
*makin hari makin banyak liat orang menadahkan tangan. Menadah, dalam arti harfiah, maupun konotasi.
pict taken from here